MENINGKATKAN MOTIVASI DAN PEMAHAMAN KONSEP RANGKA TUBUH MANUSIA DENGAN MENGGUNAKAN STRATEGI BELAJAR MNEMONICS

MENINGKATKAN MOTIVASI DAN PEMAHAMAN KONSEP RANGKA TUBUH MANUSIA DENGAN MENGGUNAKAN STRATEGI BELAJAR MNEMONICS

 

Yun Sugiyarti

SMP Katolik Santo Tarsisius Bojonegoro

e-mail: yunsugiyarti24@gmail.com

 

 

 

ABSTRAK

Pembelajaran IPA di SMP/MTs pada konsep rangka tubuh merupakan konsep esensial untuk mempelajari dan menganalisis sistem organ manusia. Penerapan konsep tersebut dalam kehidupan sehari-hari teknologi dan lingkungan mempunyai cakupan yang luas. Masalahnya adalah karena tulang yang menyusun tubuh manusia sangat banyak baik dari bentuk, struktur, fungsi, proses sistem gerak, kelainan dan penyakit yang terjadi pada sistem gerak PTK penggunaan siklus belajar dan strategi belajar Mnemonics dalam pembelajaran rangka tubuh manusia diharapkan dapat memperbaiki dan meningkatkan motivasi siswa, sehingga dapat memperbaiki kualitas pembelajaran konsep rangka tubuh manusia. Hasil penelitian ini adalah : Penggunaan strategi belajar Mnemonics dapat meningkatkan motivasi pembelajaran rangka tubuh manusia, Penggunaan strategi belajar Mnemonics dapat menunjang pencapaian tujuan khususnya pengajaran biologi untuk konsep rangka tubuh manusia dan Penggunaan siklus belajar dan strategi belajar Mnemonics membuat pembelajaran lebih bermakna bagi siswa.

 

Kata Kunci: 1. Motivasi 2. Pemahaman 3. Mnemonics

 

 

PENDAHULUAN

 

Selama ini pembelajaran di SMP Katolik Santo Tarsisius Bojonegoro banyak terfokus pada pembelajaran langsung serta kurangnya variasi, karena terbatasnya media pembelajaran yang dimiliki sekolah.

Permasalahan siswa di sekolah antara lain : (a) daya ingat siswa sangat terbatas, (b) siswa cenderung cepat bosan untuk memperhatikan pelajaran, kemudian ngobrol dengan pasangan duduknya, (c) siswa tidak berusaha memproses pelajaran yang sulit diterima di sekolah dengan metode yang lebih mudah yang didapat di luar sekolah, (d) siswa tidak mengkaitkan dan mencari kata kunci dalam pelajaran Biologi dengan kehidupan di masyarakat, (e) kemampuan berfikir rasional siswa sangat lemah dalam mengerjakan soal-soal IPA, (f) motivasi belajar siswa rendah terhadap mata pelajaran Biologi, (g) variasi strategi dalam pembelajaran masih kurang, dan (h) hasil belajar siswa rendah.

 

 

METODE PENELITIAN

 

Penelitian dilakukan di SMP Katolik Santo Tarsisiu Bojonegoro pada mata pelajaran IPA. Penelitian dilaksanakan bulan September sampai bulan Oktober tahun 2020. SMP Katolik Santo Tarsisiu Bojonegoro Jl. Untung Suropati 55 Bojonegoro. Sekolah ini terletak di daerah kota Bojonegoro Kelas yang diteliti adalah kelas VIII yang berjumlah 34 siswa terdiri dari 20 siswa laki-laki dan 14 siswa perempuan.

Penelitian ini dilaksanakan selama 2 bulan yaitu bulan September – Oktober tahun 2020 melalui 3 siklus. Secara umum siklus penelitian ini melalui langkah-langkah sebagai berikut:

  1. Perencanaan, merencanakan perlakuan yang diberikan kepada siswa sesuai yang tertulis pada rencana tindakan
  2. Pelaksanaan, melaksanaan dan merealisasikan dalam proses belajar mengajar pada sub pokok bahasan rangka tubuh manusia dengan menggunakan perangkat meliputi skenario, LKS, dan rangka tubuh manusia
  3. Pengamatan, mengamati hasil observasi menggunkan instrumen yang digunakan meliputi soal untuk penilai hasil belajar, angket minat siswa, dan angket aktivitas atau tes kinerja siswa.
  4. Refleksi, repleksi terhadap keberhasilan atau kegagalan yang terjadi selang waktu tertentu dengan analisis mean populasi.

Untuk pengumpulan data penelitian digunakan instrumen penelitian sebagai berikut :

  1. Angket digunakan untuk memperoleh data tentang motivasi siswa tentang kegiatan pembelajaran dengan menggunakan strategi Mnemonics
  2. Angket observasi kinerja untuk memperoleh data tentang aktivitas siswa selama pembelajaran dilaksanakan.
  3. Tes hasil belajar digunakan untuk memperoleh data tentang tingkat keberhasilan siswa.
  4. Lembar pengamatan pengelolaan kegiatan belajar mengajar.

Analisis dan reflesksi

Pengolahan skor dalam angket dengan skala sikap penskoran sebagai berikut :

  1. Sangat setuju : skor 4
  2. Setuju : skor 3
  3. Ragu-ragu : skor 2
  4. Tidak setuju : skor 1

Kriteria keberhasilan siswa dalam pembelajaran rangka tubuh manusia dapat dilihat dari tingkah laku siswa dalam minat siswa.

Indikator siswa yang memiliki minat tinggi adalah sebagai berikut :

  1. Mengikuti kegiatan pembelajaran dengan penuh perhatian
  2. Minat siswa untuk mengikuti pelajaran berdasarkan angket
  3. Menindaklanjuti proses pembelajaran
  4. Hasil tes belajar siswa

 

HASIL DAN PEMBAHASAN

 

Hasil

Hasil penelitian dari proses KBM dengan strategi Mnemonics dapat dilihat dalam tabel berikut :

 

 

Tabel 1. Persentase penilaian motivasi siswa pada pembelajaran rangka tubuh manusia dengan menggunakan strategi belajar Mnemonics

Nama Sekolah SS (%) S (%) RG (%) TS (%)
SMP Katolik Santo Tarsisius 40,83 43,36 12,10 3,70

Keterangan :

SS                       : Sangat Setuju         S          : Setuju            RG      : Ragu-ragu

TS                       : Tidak Setuju

 

Dari tabel 1. dapat disampaikan bahwa siswa menjawab paling banyak setuju terhadap pembelajaran rangka tubuh manusia dengan menggunakan strategi belajar Mnemonics,

Tabel 2. Persentase penilaian observasi kinerja PTK siswa pada pembelajaran rangka tubuh manusia dengan menggunakan strategi belajar Mnemonics

Nama Sekolah SS (%) S (%) TS (%)
SMP Katolik Santo Tarsisius 40,04 57,38 2,58

Keterangan :

SS            : Sangat Senang      S : Senang       TS : Tidak Senang

Dari tabel 57,38% siswa menjawab senang terhadap pembelajaran rangka tubuh manusia dengan menggunakan strategi belajar Mnemonics.

Tabel 3. Rata-rata nilai siswa persiklus pada pembelajaran rangka tubuh manusia dengan menggunakan strategi belajar Mnemonics

Nama Sekolah Siklus I Siklus II Siklus III
SMP Katolik Santo Tarsisius 88,75 86,72 82,19

Dari hasil penilaian rata-rata mempunyai nilai yang baik dan mengembirakan. Hal ini dapat dilihat pada tabel 3 diatas. Sedangkan pengamatan pengelolaan Kegiatan Belajar Mengajar sudah baik sekali, karena Guru sudah menyiapkan semua perangkat yang akan disampaikan dalam proses KBM.

 

Pembahasan

4.1  Siklus Pertama

Berlangsung selama 2 jam efektif

Materi pokok           : Struktur tulang dan proses gerak manusia

Rencana Tindakan   : Dengan menggunakan carta atau model kerangka tubuh, siswa mengamati model rangka tubuh manusia, mengklasifikasikan atau mengelompokkan berdasarkan bentuk, macam dengan strategi Mnemonics

Pelaksanaan              :

  • Rangka tubuh manusia dibagi-bagi misalnya bagian tengkorak, badan, dan anggota gerak.
  • Guru membimbing siswa dalam membuat Chunking atau pemotongan dan membuat akronim dari macam-macam tulang berdasarkan bentuk dan pengelompokan anggota tubuh.

Pengamatan              : Kolaborasi dengan sesama tim terhadap pelaksanaan KBM

Refleksi                    :

  • Menyimpulkan hasil observasi siklus pertama
  • Perencanaan terhadap rencana tindakan siklus kedua
  • Dalam pembelajaran siklus pertama, pembelajaran dengan ketrampilan proses seperti mengamati, mengklasifikasikan dan mengkomunikasikan sudah teridentifikasi cukup jelas. Pembelajaran sudah berorientasi pada aktivitas siswa. Aktivitas siswa tersebut diawali dengan mengamati rangka tubuh manusia dan guru membimbing siswa diskusi kelompok dalam melakukan pengelompokan tentang rangka tubuh manusia sesuai strategi Mnemonics. Siswa mengkomunikasikan  hasil penelitian. Misalnya hasil yang dilakukan oleh siswa adalah sebagai berikut :
  • Pemotongan rangka bagian tengkorak kepala 12.12.22 artinya rangka tengkorak bagian kepala terdiri dari 1 tulang dahi, 2 tulang ubun-ubun, 1 tulang kepala belakang, 2 tulang baji, 2 tulang pelipis, 2 tulang tapis dengan akronim DAUB KEBAPETA.
  • Pemotongan Pada tulang rusuk yang terdiri dari 12 tulang adalah 732 yang terdiri dari 7 pasang tulang rusuk sejati, 3 pasang tulang rusuk palsu dan 2 pasang tulang rusuk melayang. Begitu seterusnya bagian-bagian tulang tubuh dapat dipelajari dengan menggunakan strategi belajar Mnemonics.

Ada dua hal penting yang dapat direfleksikan dari hasil penelitian siklus pertama, yaitu:

  1. Penerapan konsep perlu diperbaiki
  2. Siswa masih belum percaya diri dan serius dalam memotong/Chunking rangka tubuh manusia

4.2  Siklus Kedua

Berlangsung selama 4 jam efektif

Materi pokok           : Hubungan antar tulang (Artikulasi)

Rencana Tindakan   :

Dengan menggunakan carta artiluasi atau persendian, siswa mengamati carta yang meliputi hubungan antar tulang Sinartosis, Amfiartrosis, dan Diartrosis dengan strategi Mnemonics

Pelaksanaan              :

  • Carta artikulasi dibagi-bagi misalnya macam-macam sendi.
  • Guru membimbing siswa dalam membuat kata berkait dari macam-macam sendi tubuh.

Pengamatan                       :

Kolaborasi dengan sesama tim terhadap pelaksanaan KBM

Refleksi                             :

  • Menyimpulkan hasil observasi siklus kedua
  • Perencanaan terhadap rencana tindakan siklus ketiga

Dalam pembelajaran siklus kedua, pembelajaran dengan ketrampilan proses seperti mengamati,  dan mengkomunikasikan sudah teridentifikasi cukup jelas. Pembelajaran sudah berorientasi pada aktivitas siswa. Aktivitas siswa tersebut diawali dengan mengamati carta artikulasi tubuh manusia dan guru membimbing siswa diskusi kelompok dalam belajar tentang hubungan antar tulang atau artikulasi manusia sesuai strategi Mnemonics.

Siswa mengkomunikasikan  hasil penelitian antara lain :  mengaitkan sendi-sendi tubuh yang ada dengan peralatan atau kata-kata yang mudah diterima dalam kehidupan sehari-hari, misalnya  sendi peluru (hubungan dua tulang tersebut dapat terjadi gerakan ke segala arah), sendi engsel (karena arah gerakannya hanya satu arah, seperti engsel pintu), sendi putar ( karena dari hubungan dua tulang tersebut, tulang yang satu dapat berputar mengintari tulang yang lain), sendi pelana (karena dari hubungan dua tulang tersebut, tulang satu dapat bergerak ke dua arah seperti orang naik kuda di atas pelana)

Pada tahap pengenalan konsep, pembelajaran dilakukan dengan metode diskusi kelas, guru mengembangkan hasil diskusi untuk memperkuat pemahaman konsep.

4.3 Siklus Ketiga

Berlangsung selama 2 jam efektif

Materi pokok           : Kelainan yang terjadi pada sistem gerak

Rencana Tindakan   : Dengan menggunakan carta, siswa mengamati dan mengidentifikasi kelainan yang terjadi pada sistem gerak dengan strategi Mnemonics

Pelaksanaan              :

  • Guru membagikan carta mengenai kelainan-kelainan yang terjadi pada manusia.
  • Guru membimbing siswa dalam membuat kata berkait dari macam-macam kelainan yang terjadi pada manusia.

Pengamatan              : Kolaborasi dengan sesama tim terhadap pelaksanaan KBM

Refleksi                    :

  • Mengevaluasi seluruh pelaksanaan penelitian
  • Menyimpulkan hasil observasi siklus ketiga

Pada siklus ke tiga dengan materi : Kelainan dan gangguan pada alat gerak ada dua masalah hasil refleksi siklus ketiga  yang perlu diperbaiki, masalah tersebut adalah :

  1. Bagaimana upaya memperbaiki penerapan konsep
  2. Bagaimana membiasakan siswa membuat kata berkait.

Untuk menjawab masalah tadi upaya memperbaiki penerapan konsep dilakukan dengan diberi tugas rumah, pengenalan kelainan-kelainan pada rangka tubuh dan pada akhir pembelajaran siswa diberi tugas menyusun kata berkait lalu diskusi kelas. Selanjutnya hasil penelitian pembelajaran siklus ke tiga diuraikan sebagai berikut :

Tahap eksplorasi pembelajaran berorintasi pada aktivitas siswa berupa pengamatan terhadap sikap dan posisi tulang waktu berjalan, membungkuk, duduk. Metode yang digunakan adalah diskusi.

Tahap penerapan konsep siswa diberi pengalaman belajar membaca buku-buku tentang tulang, artikulasi atau persendian dan kelainan pada tulang dan pengalaman belajar yang lain misalnya kelainan tulang yang disebabkan oleh infeksi virus yang menyebabkan penyakit polio. Pemerintah Indonesia gencar mencanangkan bahwa Indonesia bebas polio.

Setelah itu siswa berdiskusi dengan menggunakan Charta dan LKS. Kegiatan ini siswa antusias untuk mengerjakan. Pada akhir pelajaran siswa diberi tugas untuk mengembangkan masalah upaya teknologi untuk mengatasi masalah penanganan kelainan dan gangguan pada tulang.

Hasil diskusi gangguan dan kelainan pada rangka tubuh ini dikaitkan pada kehidupan sehari-hari dengan kebiasaan posisi tubuh yang salah. Sehingga siswa dapat mengetahui posisi yang benar. Misalnya kebiasaan posisi tubuh atau posisi duduk yang kurang tepat pada waktu yang lama sewaktu masa pertumbuhan anak. Tipenya meliputi

  1. lordosis, tulang belakang melengkung ke depan
  2. kifosis, tulang belakang melengkung ke belakang
  3. skoliosis, tulang belakang melengkung ke samping.

Pemeriksaan terhadap strategi Mnemonics lebih baik. Motivasi akan pemahaman terhadap konsep rangka menunjukkan hasil yang baik, karena hasil tes siswa yang < 65 ada 2 anak

 

 

 

 

KESIMPULAN

Kesimpulan yang dapat ditarik dari hasil Penelitian Tindakan Kelas ini adalah:

  1. Penggunaan strategi belajar Mnemonics dapat meningkatkan motivasi pembelajaran rangka tubuh manusia
  2. Penggunaan strategi belajar Mnemonics dapat menunjang pencapaian tujuan khususnya pengajaran biologi untuk konsep rangka tubuh manusia
  3. Penggunaan siklus belajar dan strategi belajar Mnemonics membuat pembelajaran lebih bermakna bagi siswa.

 

DAFTAR PUSTAKA

 

Anonim, (2005) Pedoman Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) Sekolah Menengah Atas, Pemerintah Propinsi Jawa Timur Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Satuan Kerja Pembinaan Pendidikan Menengah Umum, Surabaya.

Mulyasa E, (2005) Kurikulum Berbasis Kompetensi Karakteristis dan Implementasinya, PT Remaja Rosdakarya, Bandung. pp 100 – 170

Mulyasa E, (2005) Menjadi Guru Profesional Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan Menyenangkan, PT Remaja Rosdakarya, Bandung. pp : 69 – 192

Nur Muhamad, (2004). Strategi-Strategi Belajar. (2nd ed.), Universitas Negeri Surabaya Pusat Sains dan Matematika Sekolah, Surabaya, pp 24 – 35

Nona Syaodih Sukmadinata, (2005) Metode Penelitian Pendidikan, PT Remaja Rosdakarya, Bandung

Zubaidah S., dkk. 2017. Ilmu Pengetahuan Alam, SMP/MTs Kelas VIII Semester 1, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, Jakarta.